Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tahun 2023 tingkat Provinsi Jatim resmi dibuka Gubernur Khofifah Indar Parawansa di GOR Juang 45 Politeknik Jember Jalan Mastrip No. 146 Jember, Selasa (23/5/2023). Sebanyak 54 bidang lomba diselenggarakan dalam LKS ke-31 ini. Ajang adu skill sesuai kompetensi keahlian siswa SMK ini diikuti 1.653 peserta dari SMK Negeri dan Swasta se-Jatim. Pelaksanaan 54 bidang lomba dalam LKS tingkat provinsi ini bertempat di lima kabupaten yaitu Jember, Lumajang, Bondowoso, Blitar, dan Pasuruan.
Sukemi Riady S.T., Wakil Kepala Sekolah SMK Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo, mengatakan, persaingan dalam LKS tahun ini sangat ketat. Karena itu pihaknya cukup lama mempersiapkan siswa yang berkompetisi di ajang tersebut.
“Secara intensif kami bersiap sejak Januari 2023. Kami kirim dua siswa untuk bidang kompetensi keperawatan dan farmasi. Mereka kami beri pelatihan di lab SMK Plus NU. Setelah LKS tingkat kabupaten, sekarang LKS tingkat provinsi,” kata Sukemi kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (24/5/2023).
LKS berlangsung mulai 23 Mei hingga 26 Mei 2023. Gelaran bergengsi tingkat provinsi ini diharapkan dapat menghasilkan siswa terbaik SMK Jawa Timur untuk beradu skill di ajang LKS tingkat Nasional Oktober mendatang.
Para siswa SMK bukan hanya berlatih untuk meningkatkan kompetensi bidang pelajaran saja, tapi juga memperkuat ruhani. Bahkan bukan hanya siswa yang dikirim ke lokasi LKS, tapi juga melibatkan semua siswa dan para guru. Mereka melakukan istighatsah dan doa bersama agar bisa lolos dalam setiap tahapan LKS.
“Persiapan secara lahiriyah dengan latihan secara teratur, terus menerus. Selain itu, juga persiapan batiniyah, dengan istighatsah dan doa bersama. Bukan hanya siswa yang ikut lomba, tapi juga semua siswa, semua dewan guru, dan karyawan lain ikut doa bersama ini,” katanya.
Siswa yang Unggul
Saat membuka LKS, Gubernur Khofifah menuturkan, ajang ini untuk mewadahi siswa yang unggul dan kompeten untuk mempunyai daya saing yang kompetitif, selain untuk menyiapkan perwakilan Jatim di tingkat nasional.
Pada kesempatan ini, Gubernur juga meminta agar sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk bersama-sama merealisasikan Perpres No. 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Menurutnya, LKS yang sedang berlangsung ini sesuai dengan komitmen Pemprov Jatim sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas SDM unggul menuju Jatim sebagai Provinsi Vokasi.
“Di SMK anak-anak diajarkan dengan 70 persen praktik dan 30 persen teori. Selain memperbanyak link and match dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), saat ini pendidikan vokasi juga didorong untuk menyelenggarakan pelatihan dan kursus keterampilan berbasis kompetensi, future job, reskilling, dan upskilling,” ujar Khofifah, Selasa (23/5/2023).
Peningkatan keterampilan SMK tersebut, lanjut Khofifah, mengacu pada Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang disahkan oleh Presiden Jokowi. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif, dan berdaya saing untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Dengan diterbitkannya peraturan tersebut, SMK di Jatim saya yakin sudah siap dengan perubahan pendidikan vokasi. Ada pembelajaran berbasis project, ada pembelajaran berbasis teaching factory, ada praktisi mengajar. Kami juga ada program BMW (bekerja, melanjut dan wirausaha). Dengan kesiapan itu saya optimis Jawa Timur menyumbangkan putra-putri terbaiknya dalam membangun SDM unggul sesuai dengan keahliannya,” katanya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga meminta DUDI untuk bersama-sama memikul tanggung jawab menyiapkan SDM tenaga kerja Indonesia yang berkualitas. Sebab, aturan Perpres menginginkan revitalisasi pendidikan vokasi berupa transformasi paradigma pendidikan dari yang bersifat supply oriented menjadi demand oriented. Sehingga lulusan pendidikan vokasi benar-benar mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
Guna mewujudkan Perpres ini, Khofifah telah merencanakan pembentukan Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKDV) Provinsi Jawa Timur. Keanggotaan tim berasal dari beberapa instansi di antaranya Sekdaprov Jatim, Dindik Jatim, KADIN Jatim, Disnaker Jatim, Diskop UKM Jatim, Disperindag, APINDO, Bappeda Jatim, Perguruan Tinggi, BPKAD dan berbagai Asosiasi Profesi di Jawa Timur.
Dalam pelaksanaannya, kelompok kerja yang tengah dirancang ini akan melakukan tugas untuk menyempurnakan metode pelatihan dan melakukan penyusunan kurikulum pelatihan sesuai kebutuhan pasar kerja. Selanjutnya menyusun kebutuhan sarana prasarana minimal pada setiap kompetensi. Dan menyusun program pelatihan vokasi berbasis kompetensi.
Orang nomor satu di Jatim ini juga mengaku bangga, sebab TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) lulusan SMK di Jatim mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan data BPS, TPT SMK Jatim pada bulan Agustus 2020 sebesar 11,89%, kemudian di tahun 2021 bulan Agustus turun di angka 9,54% dan per Agustus 2022 TPT menurun di angka 6,70%.
“Bahkan menurut hasil tracer study Kemdikbudristek TPT lulusan SMK Jatim tahun 2022 hanya 3,3 persen,” imbuh dia.
Tak cukup di sana, berdasarkan hasil laporan tracer study yang dilakukan pada SMK di Jatim, banyak siswa sudah mendapatkan kontrak kerja dengan perusahan di luar dan dalam negeri saat masih di bangku kelas 12.
Di Jatim sendiri saat ini telah memiliki kawasan industri khusus (KIK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bisa dijadikan tempat teaching factory para lulusan SMK, SMA dan para pencari kerja untuk berlatih langsung di industri.
Terkait konsepnya dalam peningkatan kualitas pada pendidikan vokasi ini, beberapa waktu yang lalu, Khofifah juga mendapat penghargaan dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai Inspirator Gerakan Vokasi di Jatim. Hal ini ditunjukkan dengan adanya support yang sangat besar atas berdirinya Rumah Vokasi di Kabupaten Gresik, yang berikutnya akan disusul oleh beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam pendirian Rumah Vokasi ini.
Sementara itu, terkait pelaksanaan LKS SMK tahun 2023 tingkat Provinsi, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi, menjelaskan, kegiatan ini menjadi wadah untuk mencari jawara-jawara terbaik Jatim yang akan bertanding di LKS nasional tahun 2023. Di samping itu, menyediakan wahana bagi siswa SMK untuk mengasah karakter positif, produktif, kreatif dan inovatif.
“Lewat ajang ini kami juga bisa mengetahui peta kualitas dan kemampuan SMK seluruh Jatim sesuai standart DUDI serta memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berkompetisi secara sportif,” urai Wahid.
Wahid merinci dalam ajang bergengsi tiap tahun ini, setidaknya ada 54 bidang lomba yang dilombakan pada LKS tingkat provinsi. Dari jumlah tersebut, pemenang dari 37 bidang lomba akan menjadi delegasi yang bertanding di LKS Nasional 2023.
Pemenang dari LKS Nasional 2023 selanjutnya akan menjadi delegasi Word Skill tahun 2024 yang diselenggarakan di Prancis. Sedangkan 17 bidang lomba lain yang ditambahkan pada kompetisi ini dimaksudkan untuk memotivasi dan meningkatkan kualitas kompetensi keahlian yang masih dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri di Jawa Timur, seperti textile, food technology, livestock, culinary, tourist industry, pharmacy, nautica dan artificial inteligent.
“Juara 1 dari setiap bidang lomba akan mewakili Jatim sebagai duta menuju LKS tingkat nasional tahun 2023,” katanya.
Dalam ajang bergengsi ini, Jawa Timur sendiri telah mencatatkan prestasi membanggakan pada LKS di tingkat Nasional. Di tahun 2016 yang dilaksanakan di Malang, Jatim, keluar sebagai Juara Umum. Setahun kemudian, Jatim harus puas berada di ranking 2 LKS Nasional. Posisi ranking 2 itu bertahan hingga tahun 2022 saat pelaksanaan LKS dilakukan secara daring.
“Tahun 2023 ini Jatim siap menjadi tuan rumah LKS Nasional. Sehingga kami berharap di tahun 2023 ini sukses penyelenggaraan LKS Nasional, sukses membawa gelar juara umum LKS Nasional ke Jawa Timur,” pungkas dia. (gas)
Sumber :
SMK Plus NU Sidoarjo Terus Berlatih dan Gelar Istighatsah agar Juara LKS Tingkat Jatim