Oleh: Ghoitsa Anbar
Siswa MTs Al Burhan
Tingkat literasi digital di Indonesia bisa dikatakan masih rendah. Hal ini sesuai data pada CNBC Indonesia Tech & Telco Outlook 2023, yang menyatakan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 62% sedangkan rata-rata literasi digital di ASEAN sebesar 70%. Literasi digital menggambarkan bagaimana masyarakat pada suatu negara dalam menggunakan teknologi sudah bijak atau belum.
Literasi sangat berdampak pada berbagai sektor kehidupan, seperti meningkatkan ekonomi, pendidikan, sosial dan lain-lain. Pada negara-negara maju, masyarakatnya memiliki tingkat literasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, literasi bisa dijadikan sebagai parameter kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara.
Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi, salah satunya yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia. Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan. Sasaran program yaitu siswa/siswi di SMP Wilayah Tengah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia Makin Digital.
Berbagai upaya untuk meningkatkan literasi kurang membuahkan hasil yang maksimum dikarenakan masih banyak masyarakat yang menganggap membaca adalah hal yang kurang penting. Budaya membaca sebagai bagian dari gerakan literasi perlu dikenalkan sejak dini, bahkan di usia anak-anak. Bagaimana cara membangun budaya literasi sejak dini dengan konsep anak-anak? Program Hotel Kutu Buku menjadi salah satu solusi untuk membangun budaya literasi pada anak-anak.
Perkembangan Literasi Anak
Usia anak-anak adalah masa emas dalam kehidupan manusia dimana pada masa tersebut manusia mulai membentuk karakter hingga pengembangan intelegensi dan mudah menyerap informasi dengan cepat. Pengembangan karakter pada usia dini sangatlah penting karena hal tersebut akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa. Orang tua memiliki peran penting dalam pengembangan karakter anak.
Pada dasarnya, usia anak-anak adalah masa meniru apa yang didapat dari lingkungannya. Oleh karena itu dibutuhkan seseorang yang bisa menjadi role model dalam memberikan keteladanan. Orang tua dan guru harus bisa menjadi role model dalam menanamkan nilai-nilai positif seperti membaca buku dan membangun budaya membaca pada anak-anak. Budaya positif ini akan terbawa oleh anak usia dini hingga usia dewasa.
Pada umumnya anak usia Taman Kanak-kanak (TK) belum bisa membaca. Usia TK memang usia bermain, mereka belajar pun dikemas dalam sebuah permainan. Baik orang tua maupun guru bisa menanamkan budaya membaca dengan cara membacakan buku cerita atau mendongeng. Hal ini secara tidak langsung akan menanamkan rasa cinta buku pada anak, sehingga akan terbentuk budaya literasi pada anak.
Program Hotel Kutu Buku
Membangun budaya literasi pada anak-anak tentu harus menyesuaikan usianya yang merupakan usia bermain. Konsep budaya literasi harus dikemas secara menarik dan menyenangkan. Hotel kutu buku merupakan salah satu upaya untuk membangun budaya literasi pada anak-anak untuk mengatasi masalah dasar literasi di Indonesia. Harapannya program ini akan mampu mendorong anak usia dini supaya gemar membaca.
Hotel kutu buku adalah inovasi hotel yang dirancang menjadi perpustakaan. Program ‘Hotel Kutu Buku’ ini menyediakan sebuah bangunan hotel yang memiliki berbagai jenis buku untuk anak usia dini. Hotel ini memiliki fasilitas tempat baca yang nyaman untuk anak-anak, dilengkapi kursi dan karpet empuk untuk membaca. Anak-anak bebas membaca dengan cara duduk atau selonjoran di atas karpet. Hotel ini juga memiliki fasilitas ranjang untuk bersantai dan bisa juga untuk menginap seperti hotel-hotel pada umumnya.
Fasilitas unggulan lainnya adalah media digital, seperti tablet yang dapat dipinjam oleh setiap pengunjung. Tablet ini dimodifikasi menjadi tablet buku dan game yang melatih ilmu pengetahuan anak. Selain itu, ada pula bioskop literasi yang menayangkan film-film anak yang menginspirasi disertai pertanyaan berhadiah setelah menonton film tersebut. Pertanyaan yang diajukan sebagai feed back untuk mengetahui apakah si anak bisa mengambil pelajaran dari film yang mereka lihat.
Konsep literasi sambil bermain dalam program ‘Hotel Kutu Buku’ diharapkan akan mampu membangun budaya literasi pada anak. Penanaman literasi sejak dini akan bisa mempercepat tercapainya tujuan Gerakan Literasi Nasional. Sehingga akan terwujud generasi emas Indonesia yang mampu membangun Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.